Sajakekspresionalisme tidak mengambarkan alam atau kenyataan, juga bukan penggambarann kesan terhadap alam atau kenyataan, tetapi cetusan langsung dari jiwa. Cetusan itu dapat bersifat mendarah daging, seperti sajak "aku" karya Chairil Anwar di bawah ini. Aku Kalau sampai waktuku 'Ku mau tak seorang 'kan merayu Tidak juga kau Tujuanpenelitian adalah mendeskripsikan struktur kumpulan puisi Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus karya Chairil Anwar. Metode penelitian yang digunakan adalah objek penelitian, data dan sumber data, metode pengumpulan data yaitu metode dokumentasi dan metode telaah atau kajian isi. Puisipuisi Chairil seperti para pejuang kemerdekaan di zamannya, juga banyak berisi perlawanan dan semangat merdeka. Pada zaman pendudukan Jepang, Chairil menggambarkan siksaan Kenpeitai Polisi Rahasia Jepang dalam puisinya "Siap Sedia". Berikut adalah puisi-puisi bertemakan perjuangan dan pahlawan karya Chairil Anwar. Dilansir berbagai sumber, berikut 5 puisi karya Chairil Anwar sambut HUT kemerdekaan RI ke-77: 1. AKU - Chairil Anwar. Kalau sampai waktuku 'Ku mau tak seorang 'kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu. Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Sudahitu mati. MAJU Bagimu Negeri Menyediakan api. Punah di atas menghamba memperjuangkan kemerdekaan (Bagimu negri) , semangat yang tak pernah putus (Meyediakan api). saya telah mengumukaan pendapat saya mengenai arti puisi berjudul "maju" karya Chairil Anwar. Diposting oleh Triadi Prakoso di 09.26. Kirimkan Ini lewat Email BlogThis Karyakaryanya begitu berpengaruh pada berkembangnya puisi kontemporer di Indonesia. Diperkirakan ada 96 karya termasuk 70 puisi yang telah ia ciptakan semasa hidupnya yang cuma 27 tahun itu. Hampir semua karyanya merujuk pada kematian seolah ia telah menyadari akan mati muda seperti yang dikemukakan oleh kritikus sastra indonesia asal Belanda Merdekaatau Mati. Ingatlah, sesudah sebuah perang selalu pertempuran yang baru melawan dirimu. 2. Diponegoro. Karya: Chairil Anwar. Di masa pembangunan ini tuan hidup kembali. Dan bara kagum menjadi api. Di depan sekali tuan menanti Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali. Pedang di kanan, keris di kiri Berselempang semangat yang tak bisa 5u6D.

puisi merdeka atau mati karya chairil anwar